SAYA MAUNYA SARUNG MYANMAR YANG BAGUS
Mungkin kamu sudah pernah mendengar sebelumnya, di Myanmar, banyak orang di mana-mana dan ke mana-mana mengenakan sarung tradisional mereka. Akupun penasaran untuk mencari dan membelinya di pasar tradisional setempat. Dapet nggak, ya?
MYANMARCERITA TRAVELING
Rifa Mulyawan
5/8/20241 min read
Di Myanmar, banyak para lelaki yang kemana-mana mengenakan sarung tradisional mereka, yang mereka sebut dengan Longyi. Di mall, pasar, jalan-jalan, taman, kuil, bus, stasiun, dan lain sebagainya, mereka mengenakan longyi. Paling umum adalah mengenakan longyi dengan atasan berwarna putih dan alas berupa sendal jepit hitam.
Saya pun ingin mencoba bergaya ala warga lokal: kemana-mana menggunakan longyi. Saya datangi lah salah satu toko longyi di pasar tradisional terbesar di Yangon, Bogyoke Market (foto paling atas).
“I want to buy a Longyi,” kata saya kepada penjual. Penjual tersebut mempersilahkan saya memilih-milih longyi yang tersedia. Saya memegang longyi tersebut. Hmmmm, kasar sekali bahannya. Seluruh longyi yang saya pegang terasa tipis namun kaku dan begitu kasar. Saya merasa pasti tidak akan nyaman mengenakannya.
“How much?” Tanya saya.
“3000 kyat (sekitar Rp 30,000),” jawabnya.
“hmmm.. but I think it’s not soft.”
“Ooh, if you want good quality, we have we have,” tanggap si ibu penjual.
Ia pun mengambil barang dagangannya yang lain.
“This is really good one good quality,” katanya, sembari menyodorkan longyi unggulannya tersebut pada saya.
“How much?” Tanya saya.
“9000 kyat,” jawabnya.
Wow, tiga kali lipat dari yang tadi harganya.
“So expensive,” komen saya.
“Noo, no expensive. Because it’s good quality. Very good. You can feel it, please touch it,” sambil meminta saya untuk meraba-raba kain berbentuk sarung tersebut.
“It’s made in Indonesia. Good quality, from Indonesia,” jelasnya saat saya sedang melihat dan meraba longyi itu.
“Wow? Made in Indonesia?” “Yes, the best longyi.”
Singkat kata, saya gak jadi beli karena ternyata di rumah punya banyak.
Menurut ngana?